Senin, 22 November 2010

JURNALISTIK MEDIA TV dan CYBER MEDIA

PENDAHULUAN

Televisi penyiaran di Indonesia semakin semarak bukan saja jumlah stasiun penyiarannya dan acara siarannya yang semakin menarik tetapi juga perkembangan teknologi yang ada dalam televisi pun semakin canggih. Sehingga khalayak penonton memungkinkan untuk memilih model televisi yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Karena itu tidak mengherankan jika banyak bermunculan model – model televisi dengan berbagai fitur mulai televisi yang langsung dilangkapi VCD ataupun DVD. Bahkan televise yang dilengkapi dengan fitur Short Message Service. Yakni televisi yang dapat mengirim dan menerima pesan melalui fitur tersebut.
Dengan semakin banyaknya acara siaran yang di pancarkan oleh berbagai stasiun penyiaran baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Karena itu tidak mengherankan kalau bermunculan pula rumah produksi ( Production House ) yang membuat acara video maupun acara televisi. Hal - hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari semakin pentingnya komunikasi audio visual, didalam era pembangunan sekarang ini.
Saat orang pertama kali membuat televisi sudah siap hasil produksinya untuk dikembangkan sebagai alat yang lebih cermat lagi dan karena perkembangan teknologi elektronika sangat cepat, televisi yang semula hitam putih sudah menjai berwarna, perkembangan merambat terus dimana High Devinition  Television atau yang biasa disebut High Vision yaitu televisi berlayar lebar yang mempunyai garis scanning 1125 telah menjadi kenyataan dan bahkan kini sedang dalam taraf pengembangan televisi tiga dimensi.
internet telah menjadi bagian sehari-hari, Internet mendorong banyak perubahan. Termasuk untuk para jurnalis. Dorongan perubahan itu bisa disebabkan oleh Internet itu sendiri, dan juga bisa oleh multiple effect dari pemanfaatan Internet oleh masyarakat.
Sejalan dengan berkembangnya pembangunan teknologi informasi (nusantara 21) dan pertumbuhan komunikasi di Indonesia pada khususnya dan perkembangan teknologi informasi pada umumnya, maka penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan jaringan merupakan suatu indicator pertumbuhan kemajuan teknologi sekaligus pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dan Negara. Oleh karena itu perkembangan teknologi informasi dan peningkatan penggunaannya sangat diperlukan untuk terus meningkatkan daya saing bisnis dan ekonomi secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan ini disadari bahwa bidang pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi seperti internet akan turut mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa


BAB I
JURNALISTIK MEDIA TV

Saat ini televisi sudah menjadi kebutuhan utama bagi mesyarakat. TV sudah menjadi agama masyarakat industri. Ini disebabkan hamper semua kegiatan mereka dijadwal dan di atur  oleh pesan-pesan TV. Bagi orang-orang dewasa TV mempunyai satu keistimewaan yaitu mampu menyediakan informasi yang cepat dan akurat.
Sekitar lima hingga 10 tahun mendatang, televisi akan mampu mengetahui apa yang akan ditonton sesuai dengan mood. Remote control nantinya juga diprediksi akan menjadi barang usang karena kehadiran teknologi yang semakin memudahkan orang untuk menonton televisi. Televisi cerdas akan semakin intuitif dan mampu mengenali ekspresi wajah pemilik maupun gerak tubuh. Dengan demikian, televisi bisa mengukur mood dan memberikan bantuan kepada penonton dalam menikmati tayangan yang sesuai dengan mood penonton saat itu. Dengan semakin majunya zaman maka perkembangan televisi pun semakin besar. Salah satu cara untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut dengan jalan menelusuri hakikat dan peran televise itu sendiri sebagai media massa[1]
Jurnalistik televisi di Indonesia baru muncul pada paruh kedua tahun 60-an. Itu pun dalam pengertian dan bentuknya yang paling sederhana, baik isi (content), packaging (format), maupun teknologinya. Isinya pun dipertanyakan kelayakannya sebagai karya jurnalistik. Dalam penyajiannya, TVRI sebagai satu-satunya televisi saat itu hanya menjadi alat propaganda, corong pemerintah, alias public relations (PR) pemerintah. Setidaknya hal itu tampak jelas sejak awal hingga berakhirnya rezim Soeharto. TVRI gagal menjalankan peran dan misi sebagai TV publik, sebagaimana Inggris dengan BBC-nya; Jepang dengan NHK-nya; atau Australia dengan ABC-nya.
Jurnalistik televisi di Indonesia makin marak ketika sejumlah televisi baru muncul dalam 5-6 tahun terakhir, seperti trans TV, TV7, Lativi, dan Metro TV. Perkembangan program-program berita antarteve swasta dengan sendirinya menciptakan situasi yang sangat kompetitif. Dialektika kompetisi antarprogram berita telkevisi ini telah melahirkan beragam format, variasi content, maupun penggunaan teknologi mutakhir dalam duinia broadcasting[2].
3-5 tahun ke depan, program-program berita televisi, khususnya televisi-televisi yang kuat secara financial akan meninggalkan semua sistem analog dan manual dan beralih ke dalam bentuk teknologi on line yang jauh lebih canggih, ”ringkas” dan super cepat, dengan tingkat presisi teknis yang juah lebih akurat (Don Bosco Salamun:2005). Kehadiran virtual set juga tidak hanya akan membuat sistem studio lebih ringkas tetapi juga lebih variatif dan hidup. Perkembangan program berita televisi ini juga ditandai dengan kemajuan baru dalam bentuk sinergi content maupun sinergi sumberdaya manusia (SDM).


Ø    Definisi Berita

Seorang jurnalistik TV harus memahami betul kriteria berita dan nilai berita sebelum mencari dan menulis berita. Tanpa memahaminya, maka berita yang akan dicari dan disajikan belum tentu berguna dan menarik bagi pemirsa. Apalagi setiap hari dunia ini akan dipenuhi dengan ragam berita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) dikemukakan, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Dalam buku “Broadcast journalism Techniques or radio and TV News” mengemukakan “When a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, thats is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita (Charles Dana:1996)
Freda Morris dalam buku yang sama mengemukakan,” News is immediate, the important, the things that have impact on our lives”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak kepada kehidupan manusia. Dari definisi ini ada tiga unsur pada sebuah berita, yakni baru, penting dan berguna bagi manusia.
Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita, yakni aktual, penting dan menarik.(Eric C. Hepwood:1996)
            Sementara itu, pakar komunikasi lainnya, JB Wahyudi mengemukakan, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik.
            Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik: surat kabar, majalah, radio dan TV. Namun, definisi ini masih bersifat umum dan belum secara spesifik menjelaskan mengenai berita TV.
            Berita TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan atau narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah primadona atau paling utama daripada narasi. Jika gambar berita yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka narasi hanya sebagai penunjang. Berita TV tanpa gambar tidak ubahnya dengan berita radio.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa berita TV adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat manusia, atau kedua-duanya yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melaui media massa televisi secara periodik.
            Dari definisi tersebut, berita TV juga dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Berita fakta peristiwa
2. Berita fakta pendapat, dan
3. Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat.
Berita fakta peristiwa adalah laporan tentang segala sesuatu perisiwa sebagaimana adanya, misalnya, kebakaran, bencana alam dan kecelakaan. Berita ini disusun hanya berdasarkan pengamatan wartawan atau di tempat kejadian perkara (TKP).
Berita fakta pendapat adalah laporan tentang pernyataan atau pendapat manusia mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya pendapat para pakar mengenai implikasi kenaikan BBM, pendapat berbagai kalangan masyarakat mengenai 100 hari Kabinet Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan tanggapan SBY atas komentar kinerja kabinetnya. Berita ini disusun hanya berdasarkan tanggapan saja dan tidak ada peristiwanya.
Sementara itu, berita  fakta peristiwa dan fakta pendapat adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten mengenai fakta peristiwa tersebut.

Ø    Sumber Berita Televisi

Sumber berita TV terdiri atas[3] :
a)      Reporter, reporter dapat dikategorikan sebagai sumber berita jika mereka melihat langsung dari suatu peristiwa .
b)      Kontak public, nara sumber yang dapat di hubungi semua orang untuk dimintai keterangan mengenai suatu peristiwa.
c)      Kantor berita
d)      Siaran pers, informasi yang dikirimkan ke media massa dengan tujuan di publikasikan
e)      Jumpa pers
f)        Saksi mata



BAB II
JURNALISTIK CYBER MEDIA

Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet  ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online journalism) disebut juga cyber journalism. Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). jurnalisme online”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).
Karakter jurnalisme online sebagaimana tergambar dalam karakter media online antara lain kecepatan penyajian, real time langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung, interaktif, dan diperkaya dengan link atau tautan kepada informasi terkait.
Keunggulan jurnalisme online[4]:
1.      Audience Control, audiens lebih leluasa dalam memilih berita.
2.      Nonlienarity, tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan.
3.      Storage and retrieval, berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah.
4.      Unlimited Space, memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5.      Immediacy, cepat dan langsung
6.      Multimedia Capability, bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita.
7.      Interactivity, memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca.

Ø    Teknik Jurnalisme Online

            Secara teknis, penulisan jurnalisme online sama saja dengan jurnalisme cetak. Demikian juga kaidah dan kode etik jurnalistiknya. Yang berbeda hanya soal cara penyajian atau proses publikasinya
            Proses penulisan berita, misalnya, diawali dengan pengumpulan data[5], penulisan, editing, dan publishing.Proses penulisan artikel atau feature, diawali dengan ide, pengembangan ide/pengumpulan data, outline, naskah awal/kasar, editing/rewriting, dan publishing. Jenis tulisan media online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya, yakni news, views, dan feature
1.      News, Berita laporan peristiwa, rekonstruksi kejadian, disusun dengan paduan unsur 5W+1H (What,Who,When,Where,Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita..
2.      Views, Opini tulisan berisikan opini, pendapat, atau analisis tentang suatu peristiwa atau masalah. Struktur penulisan: judul, penulis, opening, body, closing.
3.      Feature tulisan berisi paduan antara fakta dan opini. Struktur tulisan: judul, lead, body, closing. Masuk dalam kategori feature tips, biografi, pengalaman, dan catatan perjalanan
Pada prakteknya, pada saat seorang jurnalis baru pertama kali menggunakan Internet sebagai tool dalam bekerja, seringkali terjadi kegagapan dan kegugupan. Jika sebelum ada Internet, seorang jurnalis bisa menyandarkan diri kepada staff riset di kantornya untuk mengumpulkan bahan-bahan publikasinya, maka dengan Internet ia harus melakukannya sendiri. Pada saat melakukan riset sendiri itulah para jurnalis, yang baru menggunakan Internet, akan dituntut untuk mempunyai kemampuan riset yang lebih dari biasanya.
Begitu juga dalam mewawancarai narasumber, Sang jurnalis yang mewawancarai narasumber lewat e-mail atau chat harus mengubah strategi komunikasi yang biasanya dipakai ketika ia menyodorkan tape recorder atau camcorder ke narasumbernya. Selama ia menggunakan strategi pengendalian wawancara gaya 'tradisional', sehingga sang jurnalis akan berisiko kehilangan kualitas wawancara yang baik.
Selain itu, Business process kerja jurnalistik pun berubah. Business process kerja jurnalistik lewat teknologi Internet, jika dilakukan dengan benar dan tepat, seharusnya berjalan lebih cepat. Perubahan ritme kerja ini akan mengubah sang jurnalis dalam mewaspadai akurasi informasi yang disampaikannya. Internet sebagai venue telah memberikan wawasan yang lebih luas kepada siapapun tentang sumber dan cara menyajikan informasi ketimbang cara-cara tradisional sebelumnya.
Seorang jurnalis yang cukup intens memanfaatkan Internet untuk mencari dan memonitor informasi akan menghadapi kenyataan bahwa ternyata ada begitu banyak narasumber alternatif ketimbang narasumber yang selama ini dihubunginya. Ia menemukan lebih banyak orang 'pintar' lewat Internet ketimbang sebelumnya. Bahkan boleh jadi, ia menjadi ragu terhadap kemampuan dan kompetensi orang yang selama ini digelarinya sebagai 'pakar' langka dan dijadikan narasumber andalannya.
Bagi jurnalis yang benar-benar memonitor pergaulan banyak orang di Internet, Internet bisa menjadi sebuah daya subversi yang justru meruntuhkan keyakinan-keyakinannya sendiri tentang seseorang yang selama ini dianggap sebagai 'pakar' yang serba tahu dan selalu layak menjadi narasumber. Ini berlaku juga untuk sumber-sumber informasi dalam riset-nya.
Dengan Internet, tantangan untuk menentukan narasumber dan bahan-bahan riset yang akan dipakainya kauh lebih besar ketimbang sebelumhya. Internet seperti angin besar yang membukakan jendela dan pintu yang selama ini mengurung wawasan sang jurnalis.
Ketika Internet dipakai dalam bekerja oleh jurnalis, salah satu hal besar yang seharusnya mengubah seorang jurnalis adalah tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap akurasi informasi. Pendorong perubahan bagi para jurnalis di era Internet lainnya adalah multiple effect dari pemanfaatan Internet secara luas oleh masyarakat. bagi penggunanya. Internet tak bisa dipungkiri, pelan-pelan membangun mendapatkan informasi. Sekarang, lewat Internet, publik bisa langsung mendapatkan informasi ke sumbernya.
Jurnalis yang masih menyandarkan diri kepada paradigma lama tentang pusat dan sumber informasi hanya akan mampu menghadirkan informasi basi atau pengetahuan bersudut pandang buruk kepada publiknya. Jurnalis jenis ini juga hanya akan jadi bahan olok-olokan para pengguna Internet di berbagai mailing list dan komunitas cyber. Jurnalis yang bergaya CoPeT (Copy, Paste, Translate) pelan-pelan akan ditinggalkan, terutama oleh publik yang mengerti berbagai bahasa pergaulan.
Akibat dari multiple effect ini, perubahan besar lain dalam jurnalisme di era Internet adalah menaiknya tantangan kreatif dalam menentukan sumber, merumuskan sudut pandang, dan menyajikan informasi.
Internet memiliki software berupa intranet yang memiliki kelebihan tertentu[6]:
Intranet adalah jaringan computer tnternal yang berdasarkan pada standard internet dan world wide web. Karena teknologinya sudah terbentuk  dari internet maka kemudahan, rendahnya biaya operasi, fleksibilitas, dan open system teknologi yang tidak tergantung dari platform menjadikan intranet sebagai salah satu pilihan unggulan. Intranet dapat mengakses semua pelayanan internet pada web browser. Sebagai contoh, browser dapat mengirimkan email dengan menggunakan SMTP ( simple mail transfer protocol ) Untuk standart mail internet

Ø      Pengaruh Cyber Media pada dunia Bisnis

Banyak yang berpendapat bahwa internet membuat strategi menjadi usang. Padahal sebaliknya, karena internet cenderung melemahkan profitabilitas industri tanpa memberikan manfaat operasional tertentu. Justru saat ini sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan diri mereka sendiri melalui strategi. Pemenangnya adalah mereka yang memandang internet sebagai seebuah pelengkap dan bukan sebagai pembunuh.(Michael E. Porter:2001)
Internet telah mengarahkan berbagai perusahaan untuk membuat keputusan yang buruk yang telah mengikis daya tarik industrimereka serta merusak keunggulan bersaing mereka sendiri.padahal yang diperlukan adalah pembangunan strategi di atas prinsip-prinsip strategi yang telah terbukti efektif. Perusahaan yang sukses adalah yang menggunakan internet sebagai komplemen dalam bersaing dengan cara tradisional bukan yang menempatkan internet sebagai inisiatif bisnis yang terpisah dari operasi yang telah ada.[7]

Ø    Gabungan Media Televisi dengan Cyber Media (TV OnLine)

Televisi internet atau TV OnLine adalah televise yang memiliki situs tayangan video yang terkonsep dapat diperbaharui terus menerus tidak statis mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan dapat di akses oleh public dengan bebas.
Untuk dapat mengaksesnya kita hanya perlu menghubungkan koneksi internet  ke computer pribadi. Televisi internet diosebut juga dengan Television On The Desktop (TOD). TV Over IP ( television over internet protocol), vlog dan juga vodcast. TV internet berbeda dengan TV konvensional biasa.
Keduanya memang menayangkan banyak acara yang serupa tapi televise internet lebih beragam bila dibandingkan stasiun televisi lokal yang biasa ditonton. Ataupun TV kabel berlanganan. TV internet ini bias disiarkan secara pribadi oleh para pengguna internet atau bisa juga oleh sekelompok orang atau perusahaan TV besar yang juga punya layanan TV online di internet.
Saat ini layanan TV online ini telah banyak digunakan oleh para pengguna internet baik untuk menyaksikan acara atau tayangan yang menarik dan menghibur. Banyak pula saat ini yang membuat TV online milik pribadi dan bias diakses oleh banyak orang dan informasi yang disampaikannya pun terus-menerus berubah seperti siaran TV biasa.
Di beberapa situs TV online yang ada di internet banyak yang sudah menyiarkan siarannya secara langsung dengan berbagai macam tema, mulai kehidupan pribadi mereka atau lebih mirip dengan reality show, memandu suatu hal atau hobi, berita terbaru atau pelosok dunia, hingga menampilkan kehidupan pribadi para selebritis mancanegara. Saat ini pun banyak orang yang bisa melakukan siaran secara pribadi selama 24 jam  atau biasa disebut life caster. Alat-alat yang digunakan pun sederhana, hanya cukup video kamera, computer, dan koneksi internet.

KESIMPULAN
Jurnalistik televisi di Indonesia baru muncul pada paruh kedua tahun 60-an. Itu pun dalam pengertian dan bentuknya yang paling sederhana, baik isi (content), packaging (format), maupun teknologinya. Isinya pun dipertanyakan kelayakannya sebagai karya jurnalistik.
Dalam penyajiannya, TVRI sebagai satu-satunya televisi saat itu hanya menjadi alat propaganda, corong pemerintah, alias public relations (PR) pemerintah. Setidaknya hal itu tampak jelas sejak awal hingga berakhirnya rezim Soeharto. TVRI gagal menjalankan peran dan misi sebagai TV public.
Jurnalistik televisi di Indonesia makin marak ketika sejumlah televisi baru muncul dalam 5-6 tahun terakhir, seperti trans TV, TV7, Lativi, dan Metro TV. Perkembangan program-program berita antarteve swasta dengan sendirinya menciptakan situasi yang sangat kompetitif. Dialektika kompetisi antarprogram berita televisi ini telah melahirkan beragam format, variasi content, maupun penggunaan teknologi mutakhir dalam duinia broadcasting
Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik: surat kabar, majalah, radio dan TV. Namun, definisi ini masih bersifat umum dan belum secara spesifik menjelaskan mengenai berita TV.
Sumber berita TV terdiri atas:
a)      Reporter,
b)      Kontak public,.
c)      Kantor berita
d)      Siaran pers,
e)      Jumpa pers
f)        Saksi mata

Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online journalism) disebut juga cyber journalism. Per definisi, jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). jurnalisme online”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).
            Proses penulisan berita, misalnya, diawali dengan pengumpulan data, penulisan, editing, dan publishing.Proses penulisan artikel atau feature, diawali dengan ide, pengembangan ide/pengumpulan data, outline, naskah awal/kasar, editing/rewriting, dan publishing. Jenis tulisan media online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya, yakni news, views, dan feature
1.      News, Berita laporan peristiwa, rekonstruksi kejadian, disusun dengan paduan unsur 5W+1H (What,Who,When,Where,Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita..
2.      Views, Opini tulisan berisikan opini, pendapat, atau analisis tentang suatu peristiwa atau masalah. Struktur penulisan: judul, penulis, opening, body, closing.
3.      Feature tulisan berisi paduan antara fakta dan opini. Struktur tulisan: judul, lead, body, closing. Masuk dalam kategori feature tips, biografi, pengalaman, dan catatan perjalanan
pembangunan strategi di atas prinsip-prinsip strategi yang telah terbukti efektif. Perusahaan yang sukses adalah yang menggunakan internet sebagai komplemen dalam bersaing dengan cara tradisional bukan yang menempatkan internet sebagai inisiatif bisnis yang terpisah dari operasi yang telah ada

Daftar Pustaka

Dewi, ike janita. 2005. Integrasi Teknologi Informasi dengan Strategi. Yogyakarta:Amara_books
Iskandar Muda, Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya
Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Mulyana, Deddy. 1997. Bercinta dengan Televisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
Tung, khoe yao. 2001. Teknologi Jaringan Intranet. Yogyakarta: ANDI



[1] Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi.Duta Wacana University Press 1994 hlmn 03
[2] Harian HALUAN  rubrik “Opini” kamis 05 januari 2006
[3] Morissan, M.A Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta:2008)
[4] secara detail dikemukakan James C. Foust dalam bukunya, Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web(2005)
[5] (e.q. wawancara, liputan peristiwa, studi literatur)
[6] khoe yao tung teknologi jaringan intranet.2001. yogya ANDI halm.02
[7] Dr. Ike Janita Dewi, MBA integrasi teknologi informasi dengan strategi yogyakarta 2005 halm.21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar